- DEBU DAN RETAKNYA JALAN JADI KELUHAN WARGA JEGLONGAN, PROYEK TOL JOGJA-BAWEN TERANCAM?
- WARGA BATAK DI KABUPATEN SLEMAN SIAP JAGA KONDUSIFITAS SLEMAN
- KSBSI DIY SIAP CIPTAKAN SITUASI KAMTIBMAS YANG KONDUSIF DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
- LASKAR WILD BULLS BERKOMITMEN MENJAGA KAMTIBMAS KABUPATEN SLEMAN KONDUSIF
- BRIGADE JOXZIN SLEMAN TEGASKAN KOMITMEN JAGA KAMTIBMAS
- FJI TOLAK JUDOL UNTUK CIPTAKAN KABUPATEN SLEMAN KONDUSIF
- MUHAMAD SAIFUDIN SIAP BERPERAN AKTIF MENGEDUKASI MASYARAKAT
- PT. SUMBER PELITA MATARAM SIAP EMINIMALISIR PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL ILEGAL DI SLEMAN.
- LASKAR BANTENG NOTO SUKARJO SIAP MENJAGA KAMTIBMAS KABUPATEN SLEMAN AMAN DAN KONDUSIF
- MASYARAKAT BLUNYAH GEDE KOMITMEN JAGA KONDUSIFITAS DI WILAYAH SLEMAN
DEBU DAN RETAKNYA JALAN JADI KELUHAN WARGA JEGLONGAN, PROYEK TOL JOGJA-BAWEN TERANCAM?
Debu Dan Retaknya Jalan Jadi Keluhan Warga Jeglongan

Sleman – Pembangunan jalan tol Jogja-Bawen terus dikebut, namun di balik ambisi proyek strategis nasional ini, ada keluh kesah warga Pedukuhan Jlegongan, Kalurahan Margorejo, Kapanewon Tempel, Sleman. Keberadaan pabrik beton milik PT. Adhi Persada Beton, yang menyuplai material untuk tol, dituding menjadi biang keladi kerusakan lingkungan dan infrastruktur di desa mereka.
"Dulu jalan ini mulus, sekarang penuh debu kalau siang, licin kalau hujan. Banyak juga yang retak-retak karena truk besar pengangkut material lalu lalang setiap hari," ungkap Sukardi, salah seorang warga Jeglongan, sambil menunjukkan jalanan yang berdebu di depan rumahnya.
Baca Lainnya :
- WARGA BATAK DI KABUPATEN SLEMAN SIAP JAGA KONDUSIFITAS SLEMAN0
- KSBSI DIY SIAP CIPTAKAN SITUASI KAMTIBMAS YANG KONDUSIF DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN0
- LASKAR WILD BULLS BERKOMITMEN MENJAGA KAMTIBMAS KABUPATEN SLEMAN KONDUSIF0
- BRIGADE JOXZIN SLEMAN TEGASKAN KOMITMEN JAGA KAMTIBMAS0
- FJI TOLAK JUDOL UNTUK CIPTAKAN KABUPATEN SLEMAN KONDUSIF0
Tak hanya jalan, warga juga mengeluhkan berkurangnya debit air sumur mereka. "Dulu air melimpah, sekarang kalau kemarau ya kering. Mau mandi, mau masak jadi susah," keluh Ibu Sumarni, warga lainnya.
Bapak Dukuh Jeglongan, Pramono, membenarkan keluhan warganya. Ia mengatakan, surat tuntutan kompensasi sudah dilayangkan ke PT. Adhi Persada Beton, namun belum ada realisasi. "Kami minta perusahaan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan. Jangan hanya bangun tol, tapi lingkungan kami rusak," tegasnya.
Pramono juga mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi. "Silakan sampaikan aspirasi, tapi jangan anarkis. Kita tempuh jalur musyawarah," pesannya.
Sementara itu, perwakilan PT. Adhi Persada Beton, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa perusahaan telah mendengar keluhan warga dan sedang mencari solusi terbaik. "Kami sudah rapat internal untuk membahas masalah ini. Kami tidak menutup mata terhadap aspirasi warga Jeglongan," ujarnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa proyek jalan tol ini adalah kepentingan nasional yang harus didukung bersama. "Kami berharap warga Jeglongan bisa memahami dan bersabar. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalkan dampak negatif," janjinya.
Akankah keluhan warga Jeglongan ini didengar dan ditindaklanjuti? Ataukah proyek tol Jogja-Bawen akan terus berjalan tanpa memperhatikan nasib warga yang terdampak? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
