ALIANSI MAHASISWA KPR SIAP MENJAGA SITUASI SLEMAN KONDUSIF
Aliansi Mahasiswa KPR Siap Menjaga Situasi Sleman Kondusif

By ADMIN 19 Des 2025, 15:17:09 WIB Komunitas
ALIANSI MAHASISWA KPR SIAP MENJAGA SITUASI SLEMAN KONDUSIF

Sebagai negara demokrasi, mahasiswa menjadi salah satu aktor yang mengawasi dan menjaga jalannya demokrasi. Secara historis, gerakan mahasiswa banyak terlibat dalam kehidupan politik Indonesia. Melalui serangkaian pergerakan, mahasiswa senantiasa menyampaikan aspirasi tentang jalannya pemerintahan dan kebijakan pemerintah, agar semata-mata tetap memprioritaskan kepentingan rakyat.

 

Demonstrasi menjadi salah satu cara mahasiswa menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah. Kebersamaan mahasiswa dalam berpendapat diharapkan menggugah para wakil rakyat dan pemerintah, agar tetap memegang norma-norma kemanusiaan dalam menjalankan roda pemerintahan.

Baca Lainnya :

 

Demonstrasi-demonstrasi mahasiswa mulai bermunculan seiring dengan memanasnya situasi politik dan ekonomi pada tahun 1960-an, yang mendorong adanya krisis ekonomi dan politik. Krisis ekonomi terjadi karena adanya inflasi yang mencapai angka 450–600% karena pemerintah mencetak uang yang sangat banyak. Akibat dari adanya inflasi adalah harga-harga barang justru makin sulit didapatkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

 

Krisis politik terjadi karena situasi perpolitikan Indonesia pada saat itu didominasi oleh tiga kekuatan yang berbeda: Bung Karno, Angkatan Darat, dan PKI. Angkatan Darat dan PKI saling bertentangan, akan tetapi kedua kubu masing-masing mencitrakan diri sebagai pendukung Presiden Soekarno. Eskalasi situasi politik yang makin memburuk ditandai dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965, peristiwa penyerangan terhadap para jenderal Angkatan Darat yang menelan tujuh korban. PKI dianggap bersalah dalam Gerakan 30 September, sementara Bung Karno yang dekat dengan PKI berada dalam posisi yang sulit. Dengan dibantu oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), pada tahun 1966 mahasiswa melakukan rangkaian aksi demonstrasi untuk menyalurkan aspirasi tentang ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soekarno.

 

Sementara itu, di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat Aliansi Mahasiswa KPR (Kesatuan Perjuangan Rakyat) yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi mahasiswa di Yogyakarta aktif dalam menanggapi permasalahan yang ada di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta baik itu soal pendidikan, kesehatan, agraria, dan bahkan infrastruktur. Hal tersebut dianggap karena ketidakmampuan negara dalam menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

 

Baru-baru ini Aliansi Mahasiswa KPR (Kesatuan Perjuangan Rakyat) menyuarakan aksi terkait Kenaikan PPN 12% Pasca Pengumuman Penerbitan Aturan Baru Oleh Pemerintah. Penolakan terhadap kenaikan PPN 12% dilakukan sejumlah anak muda melalui unjuk rasa langsung. Mereka menilai aturan yang mulai berlaku 1 Januari 2025 itu memberatkan rakyat. Petisi penolakan PPN 12% diinisiasi oleh Bareng Warga dengan judul “Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN!” disertai tagar #PajakMencekik dan #TolakKenaikanPPN. Sampai 19 Desember 2024, lebih dari 198 ribu orang telah menandatangani petisi tersebut di laman change.org. Dalam Petisi tersebut menyatakan bahwa menaikkan kembali PPN adalah kebijakan yang dapat memperdalam kesulitan masyarakat. Mereka menilai, efek kebijakan tersebut dapat membuat harga berbagai kebutuhan naik di tengah perekonomian masyarakat yang belum baik. Mereka juga menyinggung soal upah yang masih terdapat masalah. Selain itu, mereka juga menilai, naiknya PPN dapat memengaruhi daya beli masyarakat. Atas dasar tersebut, mereka menolak PPN 12 persen.

 

Sdr. Nugroho Prasetyo Aditama selaku ketua BEM KM UGM yang menjadi salah satu Koordinator Aliansi Mahasiswa KPR (Kesatuan Perjuangan Rakyat) ini siap memimpin Aliansi Mahasiswa KPR (Kesatuan Perjuangan Rakyat) untuk berjuang dengan tetap menjaga kondusifitas di Kabupaten Sleman. Aliansi Mahasiswa KPR (Kesatuan Perjuangan Rakyat) sendiri menyatakan siap menjadi pelopor generasi muda terutama seluruh elemen Mahasiswa di DIY untuk turut serta serta bersama sama elemen masyarakat, Polri dan TNI dalam menjaga kabupaten Sleman supaya tetap kondusif.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment